Sabtu, Maret 28, 2009

MEREKA YANG DIBENTUK ALLAH DIJADIKAN KEKASIHNYA (01 Juni 2008)

Mereka yang dibentuk Allah dijadikan kekasih-Nya, hanya sedikit.
Sebabnya ditentang oleh nafsu dan watak akunya manusia itu sendiri.
Hampir semua hamba Allah yang namanya manusia lattaba’tumu asy syaitan. 1)
(Yang pasti [hidupnya] mengikut syaitan).
Nafsu dan watak akunya yang wujudnya adalah jiwaraganya,
dibuat Allah dari setetes mani akan tetapi ternyata hanya menjadi penentang yang terang-terangan, sama sekali tidak pernah diperhatikan. 2)
Terang-terangan menentang petunjuk Allah.
Terang-terangan menentang perintah-perintah Allah.
Terang-terangan menentang kehendak Allah.
Terang-terangan menentang amanat Allah.
Terang-terangan melanggar larangan-larangan Allah. 3)

Rasul-Nya saja diperintah Allah supaya mengatakan.
Supaya dalam menjalani hidup dan kehidupan ini selalu berlindung kepada Rabb.
Dan Rabb yang menjadi tempat berlindungnya rasul adalah kalimatan baqiyyatan.
Kalimatan baqiyyatan itu adalah Tauhidu al-Khaliq.
Mentauhidkan Dzat Yang Mencipta adalah selalu mengingat-ingat dan menghayati Ada dan Wujud Diri-Nya Dzatullah (Al-Ghayb) dalam segala aktifitas hidup dan kehidupan yang dijalani.
Ada dan Wujud Diri-Nya Dzatullah (Al-Ghayb) itu adalah ”WangsitNya Guru” yang hak dan sah dikehendaki Allah sebagai ahli Kamal.
Dan ahli kamal itu adalah hamba yang dibentuk dan dijadikan oleh Allah dengan diberi martabat mursyidun, murbiyyun, nasihun dan kamilun.

Rabb tempat berlindung rasul-Nya Allah itu sangat dekat sekali di dalam rasa hati.
Dia-lah Raja manusia Yang Menguasai jagad manusia yang ada di dalam dadanya dan Yang Menguasai jagad raya dengan segala isinya.
Dia-lah satu-satuNya sesembahan yang harus selalu disembah dengan cara selalu gandeng dengan-Nya di dalam rasa hati.
Apabila tidak demikian halnya maka,
jagad manusia yang ada di dalam dadanya adalah jahatnya bisikan syaitan yang biasa bersembunyi.
Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia.
Dari jin dan manusia. 4)

Sasaran dan tujuan utama bisikan-bisikan kejahatan ke dalam dada manusia yang dikerjakan syaitan dengan cara terus menerus itu adalah,
agar tidak satupun manusia ini yang dijadikan percaya terhadap ketetapan Allah bahwa Laa biwushulin ilaihi illa bi Waasithatin (= tugas pokok semua nabi-Nya Allah dan para rasul-Nya).

Mereka yang dibentuk Allah dijadikan kekasih-Nya.
Adalah mereka yang imannya secara benar ma’rifatun wa tashdiqun.
Adalah mereka yang yakin dan pasti terhadap makna Syahadat tarekat.
Mereka yang yakin dan dengan langkah pasti memenuhi sumpah dan janji.
Utamanya terhadap sumpah yang bunyinya wa bi as sayyidi syaikhi syaikhan wa dalilan wa muroban sebagai bentuk konkritnya hablun minallah.
Serta sumpah yang bunyinya wa bi al fuqaraai attabi’iina ihwaanan lima ’alaihim walahum ma ’ala aththaa’ati tajama’na wa al ma’siyati tafaraqna, sebagai bentuk nyata hablun minannaas.

Mereka yang dibentuk Allah dijadikan kekasih-Nya adalah mereka yang sangat yakin karena dijadikan mengerti terhadap firman Allah: Wattabi’ sabiila man anaaba ilayya serta petunjuk Allah dalam QS. Ali Imran ayat 31. 5)
Serta mereka yang dijadikan mengerti dan yakin terhadap firman Allah dalam QS. An Nuur ayat 54, 55 dan 56.

ö@è% (#qãè‹ÏÛr& ©!$# (#qãè‹ÏÛr&ur tAqß™§9$# ( cÎ*sù (#öq©9uqs? $yJ¯RÎ*sù Ïmø‹n=tã $tB Ÿ@ÏiHäq Nà6ø‹n=tæur $¨B óOçFù=ÏiHäq ( bÎ)ur çnqãè‹ÏÜè? (#r߉tGôgs? 4 $tBur ’n?tã ÉAqß™§9$# žwÎ) à÷»n=t7ø9$# ÚúüÎ7ßJø9$# ÇÎÍÈ
y‰tãur ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä óOä3ZÏB (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# óOßg¨ZxÿÎ=øÜtGó¡uŠs9 ’Îû ÇÚö‘F{$# $yJŸ2 y#n=÷‚tGó™$# šúïÏ%©!$# `ÏB öNÎgÎ=ö6s% £`uZÅj3uKã‹s9ur öNçlm; ãNåks]ƒÏŠ ”Ï%©!$# 4ÓÓs?ö‘$# öNçlm; Nåk¨]s9Ïd‰t7ãŠs9ur .`ÏiB ω÷èt/ öNÎgÏùöqyz $YZøBr& 4 ÓÍ_tRr߉ç6÷ètƒ Ÿw šcqä.ÎŽô³ç„ ’Î1 $\«ø‹x© 4 `tBur txÿŸ2 y‰÷èt/ y7Ï9ºsŒ y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbqà)Å¡»xÿø9$# ÇÎÎÈ
(#qßJŠÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# (#qè?#uäur no4qx.¨“9$# (#qãè‹ÏÛr&ur tAqß™§9$# öNà6¯=yès9 tbqçHxqöè? ÇÎÏÈ
Artinya:
Katakanlah: "Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul hanyalah apa yang dibebankan kepadanya, kewajiban kamu adalah apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tiada lain kewajiban rasul hanya menyampaikan (amanat Allah) dengan terang". (QS. An-Nuur: 54)
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kufur sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik. (QS. An-Nuur: 55)
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat. (QS. An-Nuur: 56)


II.

Mereka yang dibentuk Allah dijadikan kekasih-Nya adalah mereka yang selalu sadar sebagai al-faqir.
Laa khaufun ’alaihim walaahum yahzanuun.
Tidak ada rasa takut dan tidak ada gundah gulana meskipun semua penduduk bumi dilanda rasa takut dan gundah gulana.
Tidak ada rasa takut miskin. Takut sakit. Takut rekasa kangelan dan kelangan.
Tidak ada takut mati. Takutnya hanya kepada Allah.
Karena itu taatnya kepada utusan Allah yang tugas pokoknya sebagai Wasithah dijadikan mendarah mendaging.
Rasa hatinya kokoh dengan Yang Maha Kekal dan diupayakan selalu diingat bersamaan dengan setiap masuknya nafas ke dalam dadanya.
Oleh Allah dijadikan berlapang dada.
Dan tetap berlapang dada dimana saja berada meskipun demi mewujudkan setianya kepada gurunya harus melewati jalan yang rumpil. Berat bebannya (buat ukuran nafsu dan watak akunya). Besar cobaannya. Banyak pengorbanannya.
Itulah rahmat Allah serta keberkatan yang sempurna, dibuka oleh Allah bagi hamba yang dipilih untuk dicintai oleh-Nya.

Mereka yang dibentuk Allah dijadikan kekasih-Nya di zaman mukmin ini adalah mereka yang dibuka pengertiannya dan keyakinannya bahwa hidup tanpa berwasithah sama artinya dengan hidup bersama iblis dan syaitan.
Pernyataan keras ini demi tegaknya hak mutlak-Nya Allah dan hak-hak Junjungan Nabi Muhammad SAW rasulullah.
Hak mutlak-Nya Allah yang tempatnya tepat ditengah-tengah dada yang paling dalam di kedalaman rasa yang dibeningkan dengan inti manusia.
Sebagai tempat asal fitrah jati diri dan tempat kembali.
Dan hak-hak Junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai rasulullah yang harus selalu berada di tengah-tengah jamaah yang dibimbingnya.
Telah terlalu lama didustakan.
Karena itu bangkitnya TAUHIDU AL KHALIQ tiba saatnya merubah dunia.
Dari kerja keras iblis yang telah berhasil mengajak manusia menjadi kiblisan.
Kepada gerakan hatinurani roh dan rasa yang berfungsi dengan Nur Muhammad-Nya.

Mereka yang dibentuk Allah dijadikan kekasih-Nya.
Semangat hidupnya berdzikir.
Cita-citanya bagaimana supaya selalu dijaga (oleh Allah) setia lahir dan batin kepada Wasithah. Gurunya.
Tujuan hidupnya itba’ kepada guru yang tugas pokoknya sebagai Wasithah sehingga (dengan sendirinya) ditarik oleh fadhal dan rahmat Allah didekatkan kepada-Nya sehingga sewaktu-waktu mati yang pasti ditemui akan merasakan betapa bahagianya mati selamat dengan rasa bahagia pulang kembali kepada-Nya.
Karena itu jalan yang ditempuhnya jalan lurusnya Allah. Yaitu melaksanakan Dawuh Guru mengumpulkan syareat dan hakekat.

Hal ini adalah seruan Azza wa Jalla dari langit di atas langit.
Sehingga tidak satupun manusia di atas bumi ini yang akan dapat melihatnya (dengan mata hati).
Termasuk mereka yang telah memperoleh izin menerima ilmu dari yang hak dan sah menunjukkan Ada dan Wujud Diri-Nya Ilaahi Dzat Yang Al-Ghayb dan dekat sekali.
Kecuali bagi mereka yang setelah memperoleh izin mendapatkan ilmu itu lalu dengan tekun dan bersungguh-sungguh belajar dan terus belajar
bagaimana seharusnya memenuhi ajaran Wasithah.
Hal demikian adalah pertanda nyata hamba yang dibelaskasihi Tuhannya.
Dan yang paling mengetahui adalah dirinya sendiri-sendiri.
Oleh karena itu bagi yang dijadikan menyadari bahwa ini adalah suci kang kahesti dan luhur kang ginayuh,
Jangan ada hentinya memerangi nafsu dan watak akunya sendiri.
Yaitu mujahadah yang membentuk diri dengan tahsinul akhlak, watashfiyatu al qalbi, wa tazkiyatu al nafsi, wa sa’yi fima bi’imaaratin. Senang bersama-sama saudara setujuannya meramaikan dan memakmurkan prajaning Guru dengan berkorban dan berbakti menghidup suburkan jamaah dan jam’iyyah, pendidikan dan pemberdayaan warga.

Tanjung, awal Juni 2008
Imam
Gerakan Jamaah Lil-Muqorrobin,



KH MUHAMMAD MUNAWWAR AFANDI

Catatan
1) QS. An Nisa’ 83
2) QS. Yasin 77
3) QS. Ar Ruum ayat 31 dan 32
Artinya : yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan.Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. (QS. Ar-Ruum: 32)
4) QS. An Naas
5) Artinya : Katakanlah (hai Muhammad dan para penggantinya yang hak dan sah dikehendaki meneruskan tugas dan fungsinya yang silsilahnya tidak akan pernah terputus sama sekali hingga sampai kiyamat nanti), apabila kamu benar-benar mencintai Allah maka ikutilah aku (=aku Muhammad SAW dan juga aku pengganti-penggantinya), niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni segala dosa-dosamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar